Sunday, May 24, 2009

DANGAU CINTA DI PANTAI PANDAN







Ketika acara pertemuan di Hotel Bumi Asih telah selesai. Kami masih menyempatkan diri untuk beristirahat di indahnya suasana Pantai Pandan. Di indahnya suasana siang di bibir pantai Sibolga. Tak lupa kami beli lagi es Conello di tempat ini. Sambil menikmati es yang begitu nikmat, kamì asyik saja memperhatikan anak anak yang sedang bermain berenang di lepas pantai wisata ini. Sekitar satu jam lamanya kami mengobrol di pantai Pandan, di bawah pohon tusam yang tumbuh berbaris, kamipun segera beranjak untuk pergi ke pusat Kota Sibolga, buat jalan jalan sore.
Kami berangkat meninggalkan
Pantai Pandan ini dengan menelusuri pantai. Begitu lokasi pekarangan Hotel Bumi Asih sudah berlalu, kamipun sampai ke lokasi wisata yang dikelola masyarakat umum.
Tiba tiba mataku terperogok melihat ada banyak gubuk kecil di pinggir pantai, ini saya benar benar terkejut sekali. Saya tersentak melihat banyak gubuk kecil yang nampaknya disediakan untuk kapasitas dua orang. Gubuknya diberi dinding separoh. Dengan tujuan bila ada sepasang muda mudi yang berpacaran di dalamnya, akan aman tak bisa dilihat pengunjung pantai. Ya ampun, kenapa Kota Sibolga sudah jadi begini. Saya bahkan sempat melihat hampir tiap gubuk berisi sepasang anak muda yang berpacaran. Yang nampak oleh mataku hanya kakinya saja. Itupun karena kaki mereka tepat di depan pintu. Badan mereka tak nampak karena setengah dinding yang menghalang. Mereka nampak bisa memadu kasih di dalamnya dengan bebas. Tak ada yang memperhatikan betapa mesumnya tempat itu ketika kami ada. Tapi tempat itu memang sudah sengaja disediakan. Tempat itu seakan telah memberi tahu semua pengunjung bahwa telah tersedia gubuk bercinta di pantai Pandan ini.
Entah adegan apa yang sedang dilakukan anak muda mudi bercinta di dalamnya. Sungguh tidak ada lagi yang tahu karena ada dinding dangaunya. Saya benar benar kasihan melihat turunnya hal dekadensi moral ini. Masalah ini telah terjadi di pantai ini.
Selepas dari sini, kami pergi lagi melihat banyak souvenir yg diperjual belikan di sepanjang pantai itu. Kami terus melanjutkan perjalanan ke pusat kota. Main main lagi ke pelabuhan ferry tujuan Nias. Banyak keindahan yang tak sempat kutuliskan di halaman ini. Banyak kenikmatan jiwa. Tapi waktu terlampau sempit untuk menuliskannya. Semoga di lain waktu, saya akan punya kesempatan menceritakannya dgn detail.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

Oleh penulis buku:


Salam Dari Penulis Buku:
40 Hari Di Tanah Suci.

Friday, May 22, 2009

SENANDUNG LAGU DI PAGI INI

Ketika saya asyik menjalankan tugas di ruang kerjaku, tiba tiba kudengar senandung lagu Arabia. Kuakui bahwa selagi masih muda, saya bukan pecinta lagu-lagu Arabia. Saya pecinta lagu Rock dan Jazz. Tapi entah kenapa hatiku begitu tersentuh mendengarnya hari ini. Hatiku terasa rindu akan suasana ketika saya berada di Arabia dalam melaksanakan haji beberapa tahun yang silam. Rasa rinduku akan tanah haram semakin membara ketika mendengar lagu yang sedang bergema ini. Suasana yang kuingat disaat mendengar lagu Arab ini, bukan kenangan ketika melaksanakan hajinya. Tapi tentu teringat moment-moment yang punya kenangan yang sama. Yaitu saat berada di perjalanan antara MAKKAH dan MADINAH. Pernah kunikmati nyanyian Arab yang cukup mengasyikkan, yang bahkan sempat membuat rindu ketika hari ini saya sudah berada di Indonesia. Saat itu ketika kami berada di dalam bis tujuan Makkah. Itu yang kuingat saat ini. Kenangan itu yang teringatkan oleh nyanyian lagu yang sedang kudengar ini. Sehingga saya merasa terdorong untuk menuliskan cerita suasana ini. Semoga saya masih bisa pergi kesana di lain waktu. Bukan hanya saya, tapi seluruh Muslim yang berkeinginan. Semoga semuanya bisa menikmati indahnya melaksanakan haji.
Saat senandung lagu mulai berlalu, sayapun hampir selesai menulis halaman ini. Saya akan kembali melaksanakan aktifitas saya sehari-hari di kantor saya Aek Mata, Pasar Lama, Panyabungan.
Salam
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci.
Thank you


Friday, May 15, 2009

BUKU PENGALAMAN HAJI DI KOTA JAKARTA

Alhamdulillah, mulai bulan Mei 2009 ini, akhirnya buku saya berjudul
40 Hari Di Tanah Suci, sampai juga ke kota metropolitan JAKARTA. Sukur yang sebesar besarnya saya panjatkan pada ALLAH SWT yang telah memberikan jalan bagi saya, untuk bisa menemukan cara bagaimana agar buku saya bisa beredar di Jakarta. Walaupun harus melalui jalan berliku. Dengan berhasilnya perjuangan ini, dengan sampainya buku saya berjudul
40 Hari Di Tanah Suci. ke Jakarta, rasanya sampailah sudah perjuangan saya di tempat yang cukup membahagiakan. Bahagia rasanya telah bisa berbagi pengalaman bagi banyak orang di negara saya tercinta. Bahagia rasanya bila kawan sebangsa dan senegara akan semakin banyak yang bisa mengambil pengalaman dari buku saya. Tak lupa kupanjatkan sholawat dan salam pada nabi junjungan MUHAMMAD Saw. Semoga ia mensyafaatkan kita semua di kemudian hari. Salam buat calon jemaah haji JAKARTA seluruhnya. Semoga mendapat haji yang mabrur. Rasullah bersabda: Tidak ada lagi imbalan yang pantas bagi seorang yang haji mabrur, kecuali sorga. Saya selalu ingat hadith Rasulullah ini. Dimana pertama kali saya mendengarnya pada acara tepung tawar bersama bapak Bupati Mandailing H Amru Daulay SH. Terakhir di blog ini saya sampaikan salam buat semua.
Salam dari penulis buku
40 Hari Di Tanah Suci.

Monday, May 11, 2009

SALAM BUAT CALON PUJANGGA

Saya sudah melihat bahwa kendala terbesar bagi seorang pengarang buku adalah mengenai modal. Sangat banyak warga yang bisa menulis maupun mengarang buku dari Mandailing. Tapi selalu terbentur pada masalah modal, percetakan dan soal mengurus surat izin terbit yang tidak diketahui masyarakat bagaimana cara mengurus surat izinnya. Saya selaku putra Mandailing Natal yang telah pernah menulis buku, yang telah pernah menerbitkan buku berjudul 40 Hari Di Tanah Suci.
. Yang sempat terdiri dari 3 jilid. Mungkin bisa menjadi tempat bertanya bagi calon penulis maupun pengarang muda dari tanah Mandailing Natal. Semoga dengan hadirnya saya di dunia maya, akan sangat membantu kiranya pada calon pujangga baru dari Mandailing Natal INDONESIA. Horas dari saya penulis buku 40 Hari Di Tanah Suci.
. Buku yang akan sangat membantu buat calon jemaah haji Mandailing Natal dan seluruh Indonesia pada umumnya. Blog ini juga saya yakini akan sangat membantu pada calon penulis buku dari tanah hasoranganku MANDAILING NATAL INDONESIA. Sebagai partisipasi saya pada sesama suku Mandailing, mungkin akan bisa membantu menberi tahu bagaimana caranya untuk menerbitkan sebuah buku. Semoga dengan adanya blog ini, kita akan saling bisa mengajar. Ditulis oleh Putra Mandailing Natal, atau penulis buku 40 Hari Di Tanah Suci.

SALAM BUAT CALON PUJANGGA

Saya sudah melihat bahwa kendala terbesar bagi seorang pengarang buku adalah mengenai modal. Sangat banyak warga yang bisa menulis maupun mengarang buku dari Mandailing. Tapi selalu terbentur pada masalah modal, percetakan dan soal mengurus surat izin terbit yang tidak diketahui masyarakat bagaimana cara mengurus surat izinnya. Saya selaku putra Mandailing Natal yang telah pernah menulis buku, yang telah pernah menerbitkan buku berjudul 40 Hari Di Tanah Suci.
. Yang sempat terdiri dari 3 jilid. Mungkin bisa menjadi tempat bertanya bagi calon penulis maupun pengarang muda dari tanah Mandailing Natal. Semoga dengan hadirnya saya di dunia maya, akan sangat membantu kiranya pada calon pujangga baru dari Mandailing Natal INDONESIA. Horas dari saya penulis buku 40 Hari Di Tanah Suci.
. Buku yang akan sangat membantu buat calon jemaah haji Mandailing Natal dan seluruh Indonesia pada umumnya. Blog ini juga saya yakini akan sangat membantu pada calon penulis buku dari tanah hasoranganku MANDAILING NATAL INDONESIA. Sebagai partisipasi saya pada sesama suku Mandailing, mungkin akan bisa membantu menberi tahu bagaimana caranya untuk menerbitkan sebuah buku. Semoga dengan adanya blog ini, kita akan saling bisa mengajar. Ditulis oleh Putra Mandailing Natal, atau penulis buku 40 Hari Di Tanah Suci.

Monday, May 4, 2009

PENGGEMAR BUKU ISLAM DI MADINA

PENGGEMAR BUKU ISLAMI DI MADINA YANG MADANI
Ketika saya sedang memotongkan rambut di sebuah saloon di pusat kota Panyabungan, mataku tiba-tiba terbentur melihat tumpukan buku di satu etalase yang ada di sudut ruangan tukang pangkas tempat saya sedang memotong rambut itu. Di dalamnya ada majalah Sabili, ada majalah Tarwabi dan buku Islam lainnya. Memang nampaknya tukang pangkas pemilik toko itu benar pemburu buku-buku maupun majalah Islam. Lalu saat itu juga saya memberi tahu bahwa saya adalah seorang penulis buku. Dia nampak kaget mendengar ucapan saya. Waktu saya memberi tahunya, memang dia sedang mencukur kumis saya karena saya sedang memotongkan rambut di salonnya kala itu. Dia terkejut lalu melihat wajah saya dan bahkan berhenti sejenak mencukur kumis saya. Sehingga sedikit lagi saya bercerita tentang buku saya, akhirnya dia mengatakan bahwa diapun menginginkan buku saya yang berjudul 40 Hari Di Tanah Suci.
. Dia tak akan melewatkan buku ini. Apalagi mengenai cerita haji. Tentu itu merupakan buku yang sangat jarang ditemui di Kabupaten Mandailing Natal Indonesia. Sebab itu ia langsung memesannya dan sesudah selesai memotongkan rambut, setelah saya sampai dirumah, sayapun terus menyuruh seorang dari member saya untuk mengantarkan buku cerita hasil karya tulis saya itu padanya.
Tak kusangka dia rajin membaca buku-buku Islam. Padahal selama ini saya mengenalnya hanya seorang saudagar Kipang di kota Panyabungan. Kemudian dia pernah bekerja di sebuah Pangkas Rambut dengan Merk Mandailing Raya atau Mandailing Express. Dan belakangan ini ia sudah membuka usahanya sendiri. Yang bertempat tak jauh dari bangunan Lembaga Pemasyarakatan yang lama, yang terletak di jantung kota Panyabungan.
Tak lupa kudo'akan juga semoga buku-buku Islam semakin laris penjualannya, semakin disukai banyak warga. Dan semoga Mandaiing Natal tetap menjadi Madina yang Madani.
Oleh penulis buku 40 Hari Di Tanah Suci. Buku cerita yang bisa menjadi Panduan Haji bagi semua orang yang berminat.

Friday, May 1, 2009

BUKU PELAJARAN HAJI DI KOTA SIBOLGA

Saya cuma berharap buku saya berjudul 40 Hari Di Tanah Suci. akan laku terjual ke toko buku di kota Sibolga. Kebetulan pada akhir Mei 2009 ini saya akan pergi menghadiri undangan pertemuan saudagar rokok Classmild di Sibolga Tapanuli Tengah SUMATERA UTARA. Entah dimana nanti menginapnya, tapi kalau tahun yang lalu saya menghadiri undangan Sampoerna di Sibolga, saya menginap di hotel Sibolga Indah. Tepat di pinggir pantai.
Dalam rencana keberangkatakan ini saya akan mencoba mengedarkan buku karya saya mengenai pengalaman haji. Yang saya yakini akan sangat berguna buat calon jemaah haji di Sibolga dan sekitarnya. Bila ternyata nanti pembaca website saya ini menemukan buku 40 Hari Di Tanah Suci. di Sibolga Nauli, berarti toko buku di kota Sibolga mau membeli buku saya dengan cast. Bila tidak ada setelah ditemukan buku saya setelah kedatangan saya ini, berarti itu terjadi karena toko buku di Sibolga telah meminta buku saya dengan sistem pembayaran bon. Padahal saya ingin bila buku saya dibayar kontan. Tapi kita tunggu saja kedatangan saya penulis dari Tanah Madina MANDAILING NATAL ke Sibolga Nauli. Saya akan membagi pengalaman pada semua warga Muslim (ISLAM) yang berminat di kota Sibolga. Semoga calon jemaah haji kota Sibolga atau Tapanuli Tengah akan mempunyai banyak pengalaman dengan membaca buku saya. Wassalam pada ummat ISLAM Sibolga Tapanuli Tengah, maupun yang tinggal di Hajoran, Pandan, Barus, Sarudik. Horas tu sude koumku
Dari saya penulis buku 40 Hari Di Tanah Suci.
Bagi Muslim Nias, mungkin hanya bisa memperoleh buku saya melalui websìte www.mandailingnatal.page.tl
HORAS BUAT SEMUA

Oleh penulis buku:


Salam Dari Penulis Buku:
40 Hari Di Tanah Suci.

Dialer buku 40 Hari di Tanah Suci


Komentar Bapak Rahman

Bapak tamatan Nadwi Negara India itu sangat merasa senang dengan kehadiran buku saya. Dia seorang pemilik sebuah pesantren di daerah Sinunukan Mandailing Natal Indonesia. Kami sempat mengobrol lama. Hanya waktu yang sudah larut malamlah yang membuat kami terpaksa harus menghentikan pembicaraan kami pada malam itu. Bapak Abdur Rahman, itu nama asli bapak yang kusebutkan di atas. Seorang yang sebentar lagi akan berangat ke Negara Inggeris untuk menerangkan Agama Islam di sana. Katanya tujuannnya ke Kota London Negara Inggris. Saya sangat bangga melihat dia akan berangkat ke sana. Saya sangat bangga karena seorang utusan dari Indonesia ke negara Inggeris adalah seorang warga Panyabungan, seorang warga Mandailing Natal, bahkan seorang dari sahabatku. Diapun sangat merasa bangga dengan kehadiran buku saya berjudul '40 Hari Di Tanah Suci'. Dia begitu yakin bahwa buku saya akan sangat membantu para calon jemaah haji dalam memahami arti haji yang sebenarnya. Saya bangga padanya karena dia termasuk putra terbaik Panyabungan. Saya juga merasa senang karena putra terbaik seperti dia juga kagum dengan buku saya yang berjudul 40 Hari Di Tanah Suci. Bagi yang akan melaksanakan haji, bagi yang ingin tahu cerita haji secara detail, anda tidak susah lagi mencari bukunya. Anda sudah bisa
dengan mudah mendapatkannya.
Info lebih lengkap tentang buku saya, kunjungi;
www.mandailingnatal.page.tl
Semoga anda mendapat ilmu yang berkah dari buku saya, dan semoga Tuhanpun menganggap ini salah satu amal ibadah yang baik dari saya.